Tags

, , , , , ,

Its never too late to make a u-turn.
Standing ovation to last performance of Robin Williams. Stunning!

Boulevard adalah film tentang transformasi Nolan, 60 tahun -yang diperankan dengan baik oleh Robin William- dalam menjalani kehidupannya yang monoton tapi sempurna. Ia bekerja di bank yang sama selama 26 tahun dan baru mendapatkan promosi. Ia juga mempunyai istri yang cantik lagi setia dan dikelilingi oleh teman-teman yang baik. Nolan merupakan tipikal pria yang “lurus banget” gak “neko-neko” berbudi luhur dan baik hati. Nolan juga merupakan pria yang tidak pernah menyakiti orang lain, singkatnya Nolan adalah pria sempurna idaman setiap wanita, role model kaum pria  serta incaran kaum mertua. Ya, persis seperti pria yang tergambar di buku PMP dan PPKn jaman saya sekolah dulu.

Namun, dibalik semua kesempurnaan itu, Nolan sebenarnya menyimpan rahasia besar. Konflik tentang jati diri serta kehidupan pribadinya terutama konflik masa lalu dengan ayah kandungnya yang sekarang terbaring lemah di rumah sakit dan selalu menghantui kehidupannya, sepanjang hayatnya.

Suatu malam, setelah pulang dari menjenguk ayahnya di rumah sakit, Nolan nyetir dengan memilih jalan pulang yang tidak biasa dia lewati. Iseng dia melewati downtown yang jalanannya penuh sama “prostitute”. Dengan penuh keraguan Nolan mengajak  young male prostitute named Leo. Mereka pergi ke sebuah Motel murah, but they didnt do sexual activity. Nolan isn’t paying for sex. He just wants to talk, to interact with someone that might listen.

Dan mulai malam itu semua berubah. Nolan bertemu dengan seseorang yang tidak hanya membuat hari-harinya yang normal-boring dan membosankan (tapi bahagia, atau pura-pura bahagia?) menjadi too complex and challenging tapi juga akhirnya mengubah seluruh jalan hidupnya. Tidak sesederhana yang dibayangkan. Masalah-masalah baru  kemudian bermunculan atas keputusan untuk jujur terhadap diri sendiri. Konflik batin akan jati diri yang sebenarnya membuat Nolan merasa tertekan. Apalagi ketika Ia jujur mengatakan yang sebenarnya kepada istrinya tapi  istrinya malah tetap akan menerima Nolan apa adanya. Walaupun sudah pisah ranjang dalam hitungan tahun, istri Nolan masih ingin bertahan dalam mahligai pernikahan mereka yang begitu boring dan membosankan. Disini Nolan merasa bersalah sekaligus lega namun juga ragu dengan keputusannya.

Hubungannya dengan Leo juga tidaklah mulus. Terkadang Leo terlihat seperti anak muda yang hanya memanfaatkan kebimbangan serta kekosongan Nolan. Ditambah lagi Leo juga mempunyai banyak masalah, baik finansial maupun prilaku dengan sekitarnya dan Nolan sering kali melibatkan diri di dalamnya. Beruntunglah teman-teman Nolan masih setia tanpa harus mempermasalahkan “wujud” dari Nolan sebenarnya.

Jalan cerita film ini bukanlah akhir yang bisa membahagiakan semua pihak. Nolan di usianya yang sepuh harus membuat sebuah keputusan besar. Ia harus memilih apakah akan terus hidup dengan berpura-pura bahagia atau mengatakan jati diri sebenarnya (walau pahit) di sisa usia. Apapun tanggapan sekitar, setidaknya Nolan menemukan kebahagian untuk dirinya sendiri lewat berdamai dengan masalah lalunya, dengan ayahnya, istrinya dan teman-temannya serta yang paling utama adalah dia berdamai dengan dirinya sendiri. Dengan jati diri yang sebenarnya

Perfect script!
Compassionate and courageous!