Tags
Curhat, Daily Life, Diary, indonesia, MM UGM, PascaSarjana UGM, UGM
Dua bulan terakhir kegiatan saya sedang sibuk-sibuknya, baik itu kerjaan kantor maupun jadwal kuliah. Bulan April sebagai pembuka Q2 ditandai dengan persiapan launching brand baru, mengurus perjanjian kerjasama dengan beberapa vendor terkait communication planning serta harus membuat proposal media rekomendasi dan media review beberapa brand yang campaign-nya sedang dan akan berjalan. Aktivitas perkuliahan di kampus pun tak kalah “rame” dengan kantor. Empat mata kuliah dasar yang saya jalani di semester pertama ini hampir pasti di setiap pertemuan memberikan tugas dan PR yang banyak. Jadilah saya harus kocar-kacir sana-sini menyelaraskan semuanya.
Saya senang dengan aktivitas sekarang. Pekerjaan bidang marketing communication yang sungguh sangat dinamis kemudian dilanjutkan dengan perkuliahan akademis membuat otak kiri dan kanan saya bekerja. Tuntutan kerja yang membuat harus berpikir kreatif menjadikan saya harus banyak bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia marketing serta mata kuliah semester awal yang kebanyakan angka dan teori membuat saya harus teliti dan tekun terhadap konsep-konsep ilmiah.
Awalnya saya berpikir keduanya adalah dunia paradoks. Dunia kerja yang penuh intrik, persaingan, dan pressure terhadap target-profit-gimanapun-caranya berbanding terbalik dengan dunia pendidikan yang serba mementingkan proses, hubungan sebab akibat dan semuanya berbasis pada teori akademis. Jika saya boleh mengibaratkan, dunia kerja itu adalah zona perang yang sewaktu-waktu bisa menghabisi siapa saja yang tidak punya bekal dan amunisi cukup sedangkan dunia pendidikan adalah zona nyaman yang siapapun bisa bertahan asal ada kemauan untuk terus mencari ilmu dan giat belajar.
Orientasi dunia kerja jelas, keuntungan. Jadi target yang diberikan kepada karyawannya adalah sesuatu yang output-nya nanti bisa menghasilkan uang. Sedangkan dunia pendidikan adalah proses mencari ilmu. Output-nya jelas setiap peserta didik paham akan kebenaran dan mampu membuktikannya.